Buah Pena :
Hilda Mega Pratiwi
Ku berlari menuju mesin uangku
Dengan nafas setengah memburu
Ku tertarik untuk masuk ke dalamnya
Karena niatku bukan hanya paksaan semata
Sang mentari telah berada di atas kepalaku
Kepalaku seakan-akan beradu
Tubuhku lunglai tak bertenaga
Namun ku tak bisa berbuat apa-apa
Kulangkahkan kakiku
Sekuat yang aku mampu
Kunadakan senandung pilu
Walau kutau serak suaraku
Mesin dunia berjatuhan
Di atas kantong penentu hidupku
Ucap syukur sebisaku
Karena Tuhan masih ada di sisiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar