Kamis, 21 Maret 2013

Puisi : Dunia Oh Dunia



Buah Pena : Hilda Mega Pratiwi

Hatiku bergetar
Kepalaku terasa memar
Ku terbentur dalam globalisasi dunia
Bagai terjatuh ke dalam dasar jurang nyata

Melayang
Aku terbang
Dunia hampa
Bagiku terasa

Namun ternyata
Dunia menggila
Bergoyang mengikuti irama
Nafsu para manusia

Hentakan irama dunia
Membuat kepalaku seakan beradu
Semakin lama semakin terasa
Oh, bibir terdiam membisu dan lidah menjadi kelu

Dunia oh Dunia
Berhentilah tertawa
Berdiamlah sejenak
Aku ingin tidur nyenyak

Dunia oh Dunia
Tidurlah dalam sepimu
Berhenti menggila
Berdiamlah di alam bawah sadarmu

Duniaku yang tercinta
Bisakah kau hentikan mereka ?
Mereka yang terbuai arus globalisasi dunia
Terjatuh di dalam jurang yang merupakan surga bagi mereka

Oh, tidak!!!!!!!

Mataku terbuka tiba-tiba
Hidupku kembali ke asalnya
Inilah peradaban yang sebenarnya
Hidup tenang aman damai bersuka cita


Kubuka jendela
Terhampar luas permadani pasir coklat muda
Perlahan angin meniupnya
Inilah dunia yang kuminta!


Di buat di malam yang sepi, saat aku menanti seseorang kembali
26 Mei 2011

Puisi : Mencintaimu Seutuhnya



Buah Pena : Hilda Mega Pratiwi

Adakah setitik cinta di hatimu ?
Adakah setitik rindu di benakmu ?
Adakah setitik harap dalam pikirmu ?
Oh, ternyata semua semu

Cinta adalah ketulusan hati
Senantiasa kau beri
Terikat dalam manisnya janji
Terukir dalam hati

Berilah aku cinta
Meski hanya setitik angan nyata
Berilah aku meski hanya setitik debu
Jangan biarkan itu hanya menjadi angin berlalu

Berilah aku cinta
Setulus kau bisa
Setulus kau mampu
Setulus kau mau

Berilah aku harapan nyata
Bukan aku mengemis cinta
Bukan aku memaksamu
Tapi aku hanya ingin seutuhnya dicintaimu!

Puisi : Mencintaimu Seutuhnya



Buah Pena : Hilda Mega Pratiwi

Adakah setitik cinta di hatimu ?
Adakah setitik rindu di benakmu ?
Adakah setitik harap dalam pikirmu ?
Oh, ternyata semua semu

Cinta adalah ketulusan hati
Senantiasa kau beri
Terikat dalam manisnya janji
Terukir dalam hati

Berilah aku cinta
Meski hanya setitik angan nyata
Berilah aku meski hanya setitik debu
Jangan biarkan itu hanya menjadi angin berlalu

Berilah aku cinta
Setulus kau bisa
Setulus kau mampu
Setulus kau mau

Berilah aku harapan nyata
Bukan aku mengemis cinta
Bukan aku memaksamu
Tapi aku hanya ingin seutuhnya dicintaimu!

Puisi : Akhir Penantian



 Buah Pena : Hilda Mega Pratiwi

Kumenantimu di sepanjang jalanku
Kau berdiri di sana
Di ujung jalan suramku
Menanti datangnya bahagia

Namun ternyata bukan aku yang kau minta
Bukan aku yang kau cinta
Bukan aku yang kau sayangi
Bukan aku yang kau nanti sepenuh hati

Tapi dia yang kau cinta
Dialah yang kau minta
Dia mencintaimu sampai mati
Dan kau mencintainya dari lubuk hati

Mungkin ini akhir penantianku
Sia-sialah usahaku
Tapi kau tak berfikir begitu
Kau hanya anggap aku batu

Kau biarkan aku
Terdiam membisu
Saat kau dan dia ada di hadapanku
Ku merasa cemburu

Bibirku tak bergetar
Namun hatiku terasa memar
Beradu dengan perbuatanmu
Yang tak pernah menganggapku

Biarlah kau menjadi angin berlalu
Membawa debu-debu cintaku
Pergi menjauh ke ujung hatimu
Dan inikah akhir penantianku ?

Based on the true story , 26 Mei 2011

Puisi : Karma Masih Berlaku



 Buah Pena : Hilda Mega Pratiwi

Ku berharap kau datang kembali
Ke dalam jiwa sepi ini
Karena kaulah pelipur lara
Pembagi bahagia

Namun kau ingkari janji ini
Kau khianati perasaanku
Kau dustai hatimu
Munafik dirimu!

Ku menunggumu di setiap waktu
Terhapuslah ruang waktuku karenamu
Ku mengharapkan ada setitik cinta yang kau beri
Namun kau menghancurkan hati ini

Keping-keping ini kan tersisa
Tertanam dalam lubuk jiwa
Tersirat dalam benak ini
Tersimpan dalam hati yang telah kau sakiti

Mana kata maafmu ?
Sadarkah kau atas kesalahanmu ?
Masih berfungsikah otakmu ?
Tunjukkan keberanianmu!

Untukmu,
Beri aku waktu untuk menerimamu,
Kecamkan dalam hatimu,
Karma masih berlaku!


Based on the true story ,
23 Mei 2011